Sejarah Desa
Pada tahun 1940-1970
Batulohe terdiri atas 3 kampung, yaitu
Kampung Cappagattaya, Kampung Pa’lappasang dan Kampung Limbunga. Ketiga kampung ini terpisah oleh sungai dan bukit. Pada
kisaran tahun 1975 ketiga kampung ini berada dalam wilayah satu dusun yang
bernama Dusun Tampalisu yang berada dalam wilayah administrasi desa
Bontominasa. Dusun Tampalisu sendiri merupakan dusun yang sangat luas dan
membentang dari wilayah batas balangiri ke timur berbatasan dengan kecamatan
Kajang. Dusun Tampalisu yang dikepalai oleh seorang kepala dusun yang bernama
Muhammad Yusuf.
Pada tahun 1987
Dusun Tampalisu dimerkarkan menjadi 2 dusun, yaitu Dusun Tampalisu dan Dusun
Bontoa. Dusun Bontoa meliputi ketiga kampung besar yaitu Cappagattaya, Limbunga
dan Pa’lappassangnga dan dikepalai oleh sorang tokoh yang bernama Puang Lahae.
Sekitar 7 tahun kemudian yaitu pada
tahun 1994 Dusun Bontoa dimekarkan menjadi sebuah desa persiapan dan terpisah
dari Desa Bontominasa, dan saat itulah pada saat pembuatan nama desa maka para
tokoh masyarakat sepakat mengambil nama Batulohe sebagai nama desa, sementara
nama Bontoa tetap menjadi nama dusun. Dan yang menjadi Kepala Desa Persiapan
pada saat itu adalah Dra. Marliah, Puteri Pertama dari Puang Lahae dan dipilih
secara mufakat oleh tokoh-tokoh masyarakat pada saat itu antara lain, H.
Mansyur Embas, Abd. Hamid A, Puang Attong, Muh. Yusuf, Puang Lahae dan
tokoh-tokoh masyakat lainnya.
Nama Batulohe
disepakati sebagai nama desa dalam sebuah musyawarah para tokoh di rumah Puang
Lahae dengan pertimbangan bahwa Batulohe adalah nama tempat di desa itu yang
memiliki sejarah dalam kehidupan masyarakat. Batulohe sendiri merupakan nama
tempat yang terletak di Dusun Batukarambu yang saat itu masih bernama tuboga.
Di tempat itu ada sebuah Pohon Beringin yang sudah sangat tua dan tumbuh lebat
dan dibawahnya banyak batu-batu besar dan kecil, dan terdapat 1 buah batu besar
yang mengakar ke dalam tanah. Dan disebabkan karena banyaknya batu itulah
orang-orang menyebutnya Batulohe, yang diartikan secara harfiah adalah batu
yang banyak.
Pada tahun 1996,
pada saat pemerintah desa persiapan Batulohe sudah cukup matang untuk
menjalankan pemerintahan sendiri, maka pemilihan Kepala Desa pertama dilakukan
yang selanjutnya Desa Persiapan Batulohe berubah status dari desa persiapan
menjadi Desa Batulohe. Pada pemilihan tersebut diikuti oleh 2 orang calon
kepala desa yaitu Dra. Marliah Lahae bersama dengan Ir. Lukmanul Hakim, dengan
pemlihan langsung oleh masyarakat Desa Batulohe. Pada pemilihan itu yang
mendapatkan suara terbanyak adalah Dra. Marliah Lahae.
Gambaran sejarah
perkembangan Batulohe setelah terbentuk menjadi Desa dapat dilihat pada tabel
2.1:
Tabel 2.1 Sejarah Desa dan Kepala Desa Batulohe dari Masa ke Masa
TAHUN
|
PERISTIWA
|
1994-1996
|
Dusun Bontoa dimekarkan dari Desa
Bontominasa
menjadi Desa Pers. Batulohe dan yang menjadi Kepala Desa Pers. Adalah Dra. Marliah yang terdiri
dari Tiga (4) Dusun yaitu Dusun Batukarambu, Dusun Bontoa Dusun Bontomihu
dan Dusun Bontorannu
|
1996-2004
|
Desa Batulohe sudah
menjadi Desa Defenitif dan masih dipimpin oleh Dra. Marliah setelah menang dalam Pemilihan langsung
dari rivalnya Ir. Lukmanul Hakim
|
2004-2009
|
Kembali Desa
Batulohe dipimpin oleh Dra. Marliah setelah menang dalam pemilihan Kepala
Desa secara langsung pada tahun 2004 dari rivalnya Ibnu Hajar
|
2019-2015
|
Desa Batulohe
dipimpin oleh Ibnu Hajar setelah menang dalam Pemilihan Secara langsung pada
tahun 2010 dari rivalnya Saparuddin dan Ruslan
|
2016-2018
|
Desa
Batulohe kembali dipimpin oleh Ibnu Hajar setelah kembali menang dalam
pemilihan langsung pada tahun 2016 dari rivalnya Sukardi dan Ruslan. Pada
tahun 2016 Desa Batulohe dimekarkan menjadi 5 (lima) Dusun dari sebelumnya
yang hanya 4 (empat) Dusun.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar